Di pagi ini, Fila berada di lab. Hari ini dia memilih berada di lab karena Fila ingin WiFi-an gratis. Lumayanlah, hemat kuota, pikirnya. Seperti biasa, keadaan masih sepi. Maklum masih pagi.
Ngieetttt
Pintu terluar lab terbuka. Ada seseorang selain Fila. Fila senang, akhirnya dia tidak akan lama-lama sendirian di lab. Fila pun menghampiri asal suara tersebut.
"Eh, Andri, kirain siapa," sapa Fila.
"Eh Fila, tumben pagi-pagi udah di lab," balas Andri.
"Eh iya nih hehe, biasalah, numpang WiFi gratis hehe,"
"Dasar," ledek Andri.
Melihat tampang Andri yang sedikit 'kucel', Fila bertanya kepadanya, "Hehe, eh iya, abis nginep ya?" Tanya Fila penasaran.
"Iyaa nih," jawab Andri.
Ternyata benar dugaan Fila. Biasanya sih Andri kalo nginep di lab, apalagi masih pagi begini, dia belum mandi. Karena penasaran, Fila kembali bertanya. "Dih, udah mandi belom? Pasti belom mandi ya? Iihhh jorookk!" Fila begidik jijik.
Andri hanya tersenyun simpul.
"Sana ih mandi, ada kuliah kan nanti?" Tanya Fila lagi.
"Iya ih," jawab Andri dengan tersenyum simpul dan pergi ke lokernya.
Aneh, Andri hanya tersenyum simpul pikir Fila. Fila pun kembali ke tempat semulanya duduk. Fila terlihat sibuk dengan smartphone-nya. Sampai tidak sadar, bahwa Andri menghampirinya.
"Eh kaget, kirain siapa," Fila kaget dengan wajah cemberut.
"Eh iya, udah mandi belum?" Sambar Fila dengan selidik.
"Selow sih, yang penting ga keliatan ga mandi kan?" Jawab Andri dengan santai.
"Diihhh," balas Fila dengan mengiyakan jawaban Andri di dalam hatinya.
Kemudian pandangan Fila kembali mengarah ke smartphone miliknya. Begitu pun dengan Andri, dia mulai sibuk dengan smartphone-nya. Sampai akhirnya...
"Eh iya Fil, emangnya beneran yaa si Dian itu suka Budi? Atau sebaliknya?" Tanya Andri dengan penasaran.
"Loh kok tiba-tiba nanya begitu?" Heran Fila.
"Yaa penasaran aja, dan pengen memastikan. Apalagi kan elu deket ama Dian hehe," jawab Andri dengan ketawa kecil.
Fila membatin, apa iya Andri suka juga dengan Dian?
"Yaa begitu lah hehe," jawabku dengan tertawa kecil juga.
"Oalah," jawab Andri dengan suara khasnya mengatakan kata itu.
"Dian itu menarik yaa di mata laki-laki, mungkin elu juga tertarik ama Dian Ndri, hehe," gumam Fila.
"Gatau gua hehe. Eh tapi kenapa elu berpikiran seperti itu? Gua sih biasa aja ama Dia."
Fila bernapas lega. Tenyata dia tidak ada perasaan apa2 kepada Dian. Fila bahagia. Fila sedikit tersenyum simpul.
"Karena aku suka ama kamu, Ndri, kamu tahu tidak?" Gumam Fila dalam hati.
"Yaa, mungkin aja hehe. Hanya memastikan. Hehe," ucap Fila dengan tertawa kecil.
Keheningan kembali datang. Fila merasa makin tak karuan. Dia menyesali, kenapa dia bertanya seperti itu. Jika Andri tahu bahwa Fila menyukainya Fila harus bagaimana? Saking sibuknya bermain dengan pikirannya sendiri, Fila tak menyadari bahwa Andri sedang memerhatikannya dengan lekat. Namun, keheningan tak berlangsung lama. Keheningan kembali dipecahkan oleh suara Andri.
"Lu suka yaa ama gua?" Tanya Andri dengan hati-hati.
Jantung Fila menggila. Laju darah Fila pun mengalir sangat deras. Fila mulai panas dingin. Dengan hati-hati, Fila perlahan memutar kepalanya menghadap ke Andri. Fila mulai menenangkan dirinya. Tapi..
"Kok elu bisa tau?" Ucap Fila dengan intonasi sedikit tinggi.
Fila mengutuk dirinya sendiri. Kenapa dia salah ucap? Seharusnya bukan kalimat itu yang dia ucapkan. Namun apa daya, nasi sudah menjadi bubur, Fila tak bisa menarik kalimat yang barusan diucapkan olehnya.
Dengan santainya, Andri menjawab, "Keliatan kok dari bahasa tubuh elu,"
Fila makin menjadi-jadi mengutuk dirinya sendiri. "Sial sial sial sial ketahuan ternyata," batinnya. Dengan wajah sedikit pucat, keringet dingin mulai diproduksi, dia menghela napas, kemudian dia berkata, "ketahuan yaa," ucap Fila dengan tersenyum kecut dan tatapan kosong. Jantungnya mulai normal. Laju darah juga mulai tenang. Andri hanya tersenyum simpul.
Dengan mengumpulkan segenap keberanian diri, Fila berkata dengan tegar, "Maaf yaa, selama ini gue suka gangguin elu,"
"Ga usah minta maaf, gua malah seneng lagi ternyata ada yang suka ama gua, berarti gua kan ganteng, haha," sompral Andri untuk mencairkan suasana hati Fila yang sedang tegang menurutnya. Namun, sompralan tersebut tak berpengaruh sama sekali pada Fila.
"Gue tau kok, elu ga suka kan ama gue. Gue paham kok. Jadi selow kok, gue ga akan maksa buat suka ke gue," ucap Fila dengan tegar.
Melihat ketegaran Fila, Andri jadi merasa tak enak hati. "Maaf Fil," hanya kata tersebut yang keluar dari mulut Andri.
Setelah mendengar kata tersebut, air mata Fila tak terbendung. Air mulai mengaliri pipi tembamnya. Andri semakin tak enak hati. Kemudian Andri mulai mendekat kepada Fila. Dengan ragu, tangannya mulai menyentuh kepalanya Fila dengan lembut.